MAKALAH
STRUKTUR PERKEMBANGAN
HEWAN
STRUKTUR PERKEMBANGAN
HEWAN
STRUKTUR
DAN FUNGSI SISTEM SARAF PADA SERANGGA ( INSEKTA )

DISUSUN
OLEH :
MIGEL FLORENZO
4143141039
BIOLOGI DIK C 2014
DOSEN PENGAMPU : Dra.ADRIANA LBN GAOL.M.Kes.
NIP:196407131989032002
MIGEL FLORENZO
4143141039
BIOLOGI DIK C 2014
DOSEN PENGAMPU : Dra.ADRIANA LBN GAOL.M.Kes.
NIP:196407131989032002
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa karena atas
petunjuk-Nya saya telah dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.
Makalah ini membahas mengenai Struktur
Dan Fungsi Dari Otak Serangga. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi
tugas akhir semester I pada mata kuliah Struktur Perkembangan Hewan yaitu tugas
membedah jurnal Internasional.
Sasaran
pembuatan makalah yaitu untuk memberikan
gambaran kepada mahasiswa mengenai format dan tata cara penyusunan skripsi.Dalam penyusunan makalah ini,kami banyak mendapatkan bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada
pihak yang telah bersedia membantu.
Saya sadar dalam penyusunannya masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu,saya sangat mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini.
Ucapan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu sehingga tersusunnya makalah ini.
Medan, November 2014
Penulis
ii
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL…….................………………………………………...……..……......i
KATA PENGANTAR……..................…………………………………………….………...ii
DAFTAR ISI……………………................……………………………………….……….iii
BAB.I PENDAHULUAN……………................………………………………..................1
1.1 Pengenalan Flum Arthropoda...................................................................................2
1.2 Kelas Insecta(Serangga)...........................................................................................3
BAB II.PEMBAHASAN……………….................……………………………….……...…4
2.2 Sistem Saraf Pada Serangga ( Insecta )...........................................................4
KATA PENGANTAR……..................…………………………………………….………...ii
DAFTAR ISI……………………................……………………………………….……….iii
BAB.I PENDAHULUAN……………................………………………………..................1
1.1 Pengenalan Flum Arthropoda...................................................................................2
1.2 Kelas Insecta(Serangga)...........................................................................................3
BAB II.PEMBAHASAN……………….................……………………………….……...…4
2.2 Sistem Saraf Pada Serangga ( Insecta )...........................................................4
iii
BAB I
PEDAHULUAN
PEDAHULUAN
Bila dibandingkan dengan banyaknya
jenis hewan didunia ini, ternyata filum Arthropoda menduduki urutan nomor satu
diantara jenis-jenis hewan lain. Dari filum Arthropoda ini, kelas Insecta atau
serangga merupakan jenis yang terbesar (sekitar satu juta spesies). Hal ini
disebabkan oleh daya tahan tubuhnya yang baik, cepatnya menyesuaikan diri
dengan lingkungannya dan penyebaran yang sangat luas yaitu mulai dari daerah
tropis hingga daerah kutub. Diantara anggota filum Arthropoda diketahui ada
yang sangat berguna bagi kehidupan manusia dan sebaliknya diketahui pula ada
yang berperan merugikan manusia dan hewan. Kelompok yang terakhir ini lebih
dikenal sebagai ektoparasit atau pengganggu atau hama. Yang termasuk di dalam
kelompok ektoparasit adalah kelas Insecta (serangga) dan kelas Arachnida
(caplak dan tungau).
Kelas Insecta yang penting diketahui bagi dunia pengendalian hama permukiman antara lain adalah ordo Dictyoptera atau Blattodea (lipas), ordo Diptera (lalat dan nyamuk), ordo Hymenoptera (semut, tawon, lebah), ordo Siphonaptera (pinjal), ordo Phthiraptera (subordo Mallophaga atau kutu penggigit dan subordo Anoplura atau kutu penghisap), ordo Rhynchophthirina, ordo Hemiptera, ordo), ordo Coleoptera (kumbang), dan ordo Psocoptera. Adapun kelas Arachnida yang penting diketahui antara lain ordo Parasitiformes (contohnya caplak) dan Acariformes (contohnya tungau).
Kelas Insecta yang penting diketahui bagi dunia pengendalian hama permukiman antara lain adalah ordo Dictyoptera atau Blattodea (lipas), ordo Diptera (lalat dan nyamuk), ordo Hymenoptera (semut, tawon, lebah), ordo Siphonaptera (pinjal), ordo Phthiraptera (subordo Mallophaga atau kutu penggigit dan subordo Anoplura atau kutu penghisap), ordo Rhynchophthirina, ordo Hemiptera, ordo), ordo Coleoptera (kumbang), dan ordo Psocoptera. Adapun kelas Arachnida yang penting diketahui antara lain ordo Parasitiformes (contohnya caplak) dan Acariformes (contohnya tungau).
1
1.1 Pengenalan Filum Arthropoda
Filum
Arthropoda (arthro = sendi atau ruas; pada = kaki atau juluran) adalah golongan
makhluk hewan yang paling besar di dunia ini. Diperkirakan lebih dari 80% dari
seluruh jenis hewan sekarang ini adalah Arthropoda, menghuni semua jenis
habitat yang ada, baik terestrial maupun akuatik.
1.1.1 Ciri-ciri umum filum Arthropoda adalah sebagai berikut :
1) Tubuh terbagi atau ruas-ruas (segmen), yang
biasanyaterkelompok menjadi dua atau tiga daerah yang nyata.
2) Terdapat pasangan-pasangan juluran yang
beruas-ruas.3 Tubuhnya simetris bilateral.
3) Bagian
luar tubuh terdiri dari eksoskelet (kerangka luar)mengandung khitin, yang dapat
mengelupas apabilatubuhnya berkembang.
4) Sistem
alat pencernaan berupa saluran tubular (kurang lebihlurus), ada mulut dan anus.
5) Rongga
tubuh berisi darah, disebut hemosul.
6) Sistem
syaraf terdiri dari ganglion anterior yang merupakan “otak” terletak di atas
saluran pencernaan, sepasang syaraf yang menghubungkan otak dengan syaraf
sebelah ventral, serta pasangan-pasangan ganglion ventral yang dihubungkan satu
dengan yang lain oleh urat syaraf ventral, berjalan sepanjang tubuh dari depan
ke belakang di bawah saluran pencernaan.
7) Urat-urat
dagingnya bergaris melintang.
8) Sistem
pengeluaran (ekskresi) berupa saluran-saluran Malphigi yang bermuara di saluran
pencernaan, limbah dikeluarkan melalui anus.
9) Respirasi
berlangsung memakai insang, trakhea dan spirakel.
10) Tidak
mempunyai silia atau nefridia.
11) Kelamin
hampir selalu terpisah.
12) Sistem
peredaran darah terbuka, satu-satunya buluh darahyang ada berupa saluran lurus
terletak di atas saluran pencernaan, yang di daerah abdomen mempunyai lubanglubang
di sebelah lateral.
2
1.2 Kelas INSECTA
(Serangga)
1.2.1
Ciri-ciri umum kelas ini adalah (Gambar 1) :
1.Tubuh terbagi atas kepala, toraks dan
abdomen.
2.Mempunyai
sepasang sayap kecuali Anoplura, Mallophaga dan Siphonaptera.
3.Mempunyai sepasang antena.
4.Mempunyai tiga pasang kaki.
5.Perangkat
mulut telah mengalami perkembangan dan penyesuaian sedemikian rupa sehingga
dikenal berbagai ragam tipe seperti menggigit/mengunyah,
menusuk,menghisap,menyerap dan sebagainya.


Gambar 1 Diagram tubuh serangga (belalang), (a)
kepala, (b)
toraks, (c) abdomen, (d) antena, (e) mata, (f)
tarsus, (g) koksa, (h)
trokhanter, (i) timpanum, (j) spirakel, (k) femur,
(l) tibia, (m)ovipositor, (n) serkus
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sistem Saraf Pada Serangga
Seperti kebanyakan arthropoda lainnya, serangga memiliki sistem syaraf pusat yang relatif sederhana dengan otak (A) dorsal terhubung dengan tali saraf ventral (ventral nerve cord, B) yang terdiri dari segmental ganglia yang terletak sepanjang garis tengah ventral thoraks dan abdomen. Ganglia dalam setiap segmen dihubungkan satu sama lain oleh saraf medial pendek dan juga dihubungkan dengan penghubung intersegmental (inter-segmental connectives) menuju ganglia di segmen tubuh yang berdekatan.
Secara umum, sistem saraf pusat tampak seperti tangga: commissure (Gambar 2.8) adalah anak tangga dan penghubung intersegmental (Gambar 1C dan 2D) adalah relnya. Dalam ordo-ordo serangga terdapat kecenderungan ganglia individual untuk bergabung (baik secara lateral maupun longitudinal) membentuk ganglia yang lebih besar yang melayani beberapa segmen tubuh.
Otak
serangga adalah kompleks dari enam ganglia yang menyatu (tiga pasang) yang
terletak pada bagian dorsal dalam kapsul kepala. Setiap bagian dari otak
mengontrol (menginnervasi) spektrum yang terbatas terhadapa aktifitas dalam
tubuh serangga:
Gambar 1. Sistem Saraf Pusat. A. Brain; B. ventral nerve cord (B);
C. subesophageal ganglion; D. intersegmental connectives;
E. thoracic ganglia; F. abdominal ganglia; 1. Protocerebrum;
2. deutocerebrum;3. Tritocerebrum; 9. circumesophageal connectives;
4. optic lobe; 5. mandible; 6. maxilla; 7. Labium; 8. Commissure
4
Protocerebrum (Gambar 2.1): Pasangan pertama ganglion yang umumnya terkait
dengan visi, innervasi mata majemuk dan ocelli.
Protocerebrum (Gambar 2.1): Pasangan pertama ganglion yang umumnya terkait
dengan visi, innervasi mata majemuk dan ocelli.
Deutocerebrum (Gambar 2.2): Pasangan
kedua ganglia yang memproses informasi sensorik yang dikumpulkan oleh antena.
Tritocerebrum (Gambar 2.3): Pasangan
ketiga ganglia yang menginnervasi labrum dan mengintegrasikan input sensorik
dari proto-dan deutocerebrums. Ganglia tersebut juga menghubungkan otak dengan
ventral nerve cord sisanya dan sistem saraf stomodaeal yang mengontrol organ
internal.
Pada bagian ventral kapsul kepala
(tepat di bawah otak dan esophagus) terdapat kompleks ganglia gabungan yang
disebut ganglion subesophageal, Gambar 2C). Pada serangga modern, ganglion
subesophageal menginnervasi tidak hanya mandibula, maxillae, dan labium, tetapi
juga hipofaring, kelenjar ludah, dan otot leher. Sepasang penghubung
circumesophageal (Gambar 2.9) menyimpul sekitar sistem pencernaan untuk
menghubungkan otak dan kompleks subesophageal bersama-sama.
Pada thoraks, terdapat tiga pasang
ganglia thoraks (Gambar 1A dan 2E, kadang-kadang menyatu) mengontrol locomotion
dengan menginnervasi kaki dan sayap. Otot thoraks dan reseptor sensorik juga
terhubung dengan ganglia ini. Demikian pula, ganglia abdominal (Gambar 1B dan
2F) mengontrol gerakan otot abdominal (perut). Spirakel baik di thoraks maupun
perut dikendalikan oleh sepasang saraf lateral yang timbul dari setiap
segmental ganglion (atau melalui saraf median ventral yang menghubungkan setiap
sisinya). Sepasang terminal abdominal ganglia (biasanya menyatu untuk membentuk
caudal ganglion yang besar) menginnervasi anus, genitalia internal dan
eksternal, dan reseptor sensorik (seperti cerci) yang terletak di bagian ujung
belakang serangga.
Insecta memiliki
sistem saraf tangga tali yang terdiri atas otak, ganglion subesofagus,
dan benang saraf ventral.
5
Jaringansarafdapatdibagikedalamsarafpusatdansaraftepi.Sarafpusatterdiridarisepasangrantaisarafrantai
yang terdapat di sepanjangtubuhbagian
ventral.Sistemsarafseranggaberupasistemsaraftanggataliberjumlahsepasang yang
berada di sepanjangsisi ventral tubuhnya.Sistemsaraf yang
terdiridariserangkaian ganglia, dihubungkandengantalisaraf ventral
terdiridariduaparalelconnectives
sepanjangperut. Biasanya, setiapsegmentubuhmemilikisatu ganglion
padasetiapsisi, meskipunbeberapa ganglia yang meleburuntukmembentukotakdan
ganglia besarlainnya.Segmenkepalaberisiotak, jugadikenalsebagai ganglion
supraesophageal.Dalamsistemsarafserangga,
otakanatomisdibagikedalamprotocerebrum yang mencakupmatamajemukdanoselli,
deutocerebrum yang mencakup antenna, dantritocerebrum yang mencakup labrum
danususdepan. Segera di belakangotakadalahsubesophageal ganglion, yang
terdiridaritigapasang ganglia menyatu.Inimengendalikanmulut,
kelenjarludahdanotot-otottertentu.
Pada berbagai tempat di segmen tubuh, ada
pembesaran saraf tangga tali yang disebut ganglia .Ganglia berfungsi sebagai
pusat refleks dan pengendalian berbagai kegiatan.Ganglia bagian anterior yang
lebih besar berfungsi sebagai otak.
Pada
belalang terlihat susunan saraf tangga tali dari simpul saraf yang disebut
ganglia (jamak dari ganglion). Ganglion merupakan pusat peogolah rangsang.
Ada
3 macam ganglion :
(1) Ganglion
kepala, menerima urat saraf yang berasal dari mata dan antena.
(2) Ganglion
di bawah kerongkongan, mengkoordinasi aktivitas sensoris dan motoris rahang
bawah (mandibula), rahang atas (maksila), dan bibir bawah (labium).
(3) Ganglion
ruas-ruas badan berupa serabut-serabut saraf yang menuju ruas-ruas dada, perut,
dan alat-alat tubuh yang berdekatan.
Ganglion
bawah kerongkongan dan ganglion ruas-ruas badan terletak dibawah saluran
pencernaan. Pada serangga terdapat 2 benang saraf yang membentang sejajar
sepanjang tubuhnya dan menghubungkan ganglion satu dengan ganglion yang lain.
6

Gambar 2.
Sedangkan sel
saraf tepi terdiri dari 3 macam sel saraf, yaitu :
sel saraf indera: membawa impuls dari salat indera.
sel perantara (internuncial): mrmbawa impuls antara sel saraf.
sel saraf indera: membawa impuls dari salat indera.
sel perantara (internuncial): mrmbawa impuls antara sel saraf.
sel saraf motor: membawa impuls dari pusat integrasi ke otot.
Ada
3 macam susunan, yaitu
- Monopolar
- Bipolar
- Multipolar

Gambar
3.
7
7
Susunan
di atas disebut sebagai "neuron bipolar", sedang bentuk lainnya
adalah "monopolar Neuron" seperti yang dijumpai pada SSP.
Neuron
bipolar dengan demikian lebih banyak dipergunakan untuk menerima dan meneruskan
rangsang, sementara yang monopolar dipergunakan untuk memproses rangsang dan
selanjutnya diantisipasi sesuai dengan jenis rangsang.
Salah
satu contoh serangga adalah belalang. Hewan tersebut memiliki sistem saraf
tangga tali yang mirip dengan sistem saraf cacing tanah. Sistem saraf pada
belalang terdiri atas ganglion kepala, ganglion bawah kerongkongan, dan
ganglion ruas badan.


Ganglion
kepala merupakan dua buah ganglion terbesar yang terletak di bagian kepala
sebelah atas. Di dalam ganglion kepala ini terdapat saraf penglihatan dan mata
dan saraf peraba dan antena. Ganglion bawah kerongkongan berhubungan dengan
ganglion kepala melalui dua buah serabut saraf yang masing-masing terdapat di
sebelah kanan dan sebelah kiri kerongkongan. Ganglion bawah kerongkongan
dihubungkan dengan ganglion ruas badan oleh dua buah serabut saraf.
Demikian juga, antara ganglion ruas badan yang satu dan ganglion ruas badan yang lain dihubungkan oleh dua buah serabut saraf. Tiap-tiap ganglion ruas badan membentuk cabang-cabang serabut saraf yang masing-masing bercabang lagi hingga ke bagian bawah tubuh yang berdekatan. Dengan demikian, pada semua bagian tubuh terdapat ujung-ujung saraf.
Demikian juga, antara ganglion ruas badan yang satu dan ganglion ruas badan yang lain dihubungkan oleh dua buah serabut saraf. Tiap-tiap ganglion ruas badan membentuk cabang-cabang serabut saraf yang masing-masing bercabang lagi hingga ke bagian bawah tubuh yang berdekatan. Dengan demikian, pada semua bagian tubuh terdapat ujung-ujung saraf.
8
2.2 Organ Peraba,
Syaraf, dan Integrasinya
Organ
peraba dibagi atas photoreceptor, chemoreceptor dan mechanoreceptor. Organ yang
terlihat dalam photoreceptor adalah mata dan mata serangga terbagi dalam dua
bentuk, yaitu mata majemuk dan mata sederhana pada chemoreceptor, syaraf
pengecap dan syaraf pembau bekerja untuk menghasilkan impuls. Bentuk
mechanoreceptor dapat berupa trichoid, campaniform atau placoid. Receptor lain
yang juga berperan dalam kehidupan serangga adalah hygroreceptor dan
geomagneticreceptor. Siatem syaraf serangga terbagi menjadi sistem syaraf pusat
dan sistem syaraf visceral. Sistem syaraf pusat dibagi lagi menjadi
supraesophaged ganglion dan subesophageal ganglion. Komponen utama dari sistem
syaraf visceral adalah stomodeal nervous system. Unit dasar dari sistem geuron
motor, dan interneuron. Acetylcholine adalah transmiter kimia yang penting
dalam membawa impuls melewati synapse.
Sistem
saraf terdiri dari banyak sel saraf (neuron) yang saling berhubungan yang
menyebar ke seluruh tubuh. Secara tipikal bentuk neuron di salah satu ujungnya
berupa semacam serabut yang disebut dendrit dan diujung lain memanjang
dan ujungnya bercabang-cabang disebut akson. Antar neuron berhubungan melalui
aksonnya. Titik dimana dua neuron berhubungan disebut sinap. Ujung akson yang
berhubungan neuron lainnya disebut pre sinap sedangkan bagian dari neuron
yang berhubungan dengan presinap disebut postsinap. Impul saraf berjalan
dari satu neuron ke neuron berikutnya sepanjang akson melalui sinap. Di daerah
sinap impul saraf diteruskan oleh neurotransmitter yang banyak jenisnya.
Berjalannya impul saraf merupakan proses yang sangat kompleks. Proses ini
dipengaruhi oleh keseimbangan ion-ion K+, Na+, CA++, Cl-, berbagai macam
protein, enzim, neurotransmitter, dan lain-lainnya yang saling mempengaruhi.
Gangguan pada salah satu faktor mengakibatkan impul saraf tidak dapat berjalan
secara normal. Sehingga serangga tidak mampu merespon rangsangan.
9
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Sistem
saraf adalah kumpulan neuron yang diorganisasikan sedemikian rupa sehingga
mampu mengoordinasikan berbagai aktivitas tubuh.Insecta memiliki sistem
saraf tangga tali yang terdiri atas otak, ganglion subesofagus, dan
benang saraf ventral.Pada belalang terlihat susunan saraf tangga tali dari
simpul saraf yang disebut ganglia (jamak dari ganglion). Ganglion merupakan
pusat peogolah rangsang.Organ peraba dibagi atas photoreceptor, chemoreceptor
dan mechanoreceptor. Organ yang terlihat dalam photoreceptor adalah mata dan
mata serangga terbagi dalam dua bentuk, yaitu mata majemuk dan mata sederhana
pada chemoreceptor, syaraf pengecap dan syaraf pembau bekerja untuk
menghasilkan impuls.Neuron bipolar dengan demikian lebih banyak dipergunakan
untuk menerima dan meneruskan rangsang, sementara yang monopolar dipergunakan
untuk memproses rangsang dan selanjutnya diantisipasi sesuai dengan jenis
rangsang.
10
DAFTAR PUSTAKA
· Achterberg, K., et al., 1991. The Insects of
Australia. Division of Entomology CSIRO Australia. Melbourne University Press.
· Gullan, D. J. and Cranston, P. S. 2005. The
Insects: An Outline of Entomology Blackwell Publishing Ltd, UK.
·Irnaningtyas. Biologi
untuk SMA/MA Kelas X Erlangga 2013
·Klowden MJ.
2007. Physiological Systems in Insects. Second Edition. Academic Press, Elsevier.
Burlington, 01803, USA
·Sanjaya dan Safaria. 2006. Toksisitas Racun Laba-laba Nephila sp. pada Larva Aedes aegypti L.Jurnal Biodiversitas Vol. 7, No. 2 April 2006 Hal. 191-194. Bandung : Program Studi Biologi FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
·Sanjaya dan Safaria. 2006. Toksisitas Racun Laba-laba Nephila sp. pada Larva Aedes aegypti L.Jurnal Biodiversitas Vol. 7, No. 2 April 2006 Hal. 191-194. Bandung : Program Studi Biologi FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar